Langsung ke konten utama

WISNU ARIFAN DIFANGGA

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Di sini saya membuat artikel tentang:
Fungsi Dan Peran Gunung dalam Al-Qur′an
1. Gunung yang tinggi sebagai sumber mata air tawar 
Fungsi dan Peran Gunung dalam Al-Qur′an

وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَأَسْقَيْنَاكُمْ مَاءً فُرَاتًا
"Dan Kami jadikan padanya gunung-gunung yang tinggi, dan Kami 
beri minum kamu dengan air tawar." (al-Mursalāt/77: 27)

Gunung-gunung yang tinggi ini diketahui memelihara
awan dan salju dan dari salju ini mencair setelah kena
sinar matahari, lalu mengalir menjadi sumber mata air
yang menelusuri jalan panjang yang berbelok-belok,
menurun hingga ke hulu sungai, ke kali-kali, danau, dan
lembah-lembah. Air ini adalah sumber kehidupan
manusia dan hewan, dengan aliran air ini, maka muncullah
perkampungan, jalan-jalan yang menghubungkan antara
satu perkampungan dengan yang lain, interaksi antar
warga di tiap permukiman. Dan menjadi sumber mata
pencaharian bagi manusia, seperti mencari ikan, alat
transportasi, melakukan transaksi perdagangan, perpindahan
dari satu ke tempat yang lain dan berputarnya perekonomian warga yang berada di sekitar gunung.
Ternyata Al-Qur′an telah mengisyaratkan adanya
kaitan antara gunung dengan sungai, ia juga digambarkan
Al-Qur′an sebagai sumber mata air, Al-Qur′an menggambarkan, bahwa Allah menciptakan gunung, dan menjadikan sungai-sungai padanya, hal ini secara tersirat dapat
dilihat pada firman-Nya:
 وَأَلْقَىٰ فِى ٱلْأَرْضِ رَوَٰسِىَ أَن تَمِيدَ بِكُمْ وَأَنْهَٰرًا وَسُبُلًا لَّعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

"Dan Dia menancapkan gunung di bumi agar bumi itu tidak 
goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan 
jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk." ( an-Nahl/16: 15) 
Sumber mata air tawar, seperti dilukiskan dalam
firman Allah.

Kemudian Al-Qur′an menjelaskan adanya pemisah
antara air tawar dan air asin, pada dua pertemuan sungai
air tawar dan laut, seperti dalam Surah an-Naml/27: 61.
أَمَّن جَعَلَ ٱلْأَرْضَ قَرَارًا وَجَعَلَ خِلَٰلَهَآ أَنْهَٰرًا وَجَعَلَ لَهَا رَوَٰسِىَ وَجَعَلَ بَيْنَ ٱلْبَحْرَيْنِ حَاجِزًا ۗ أَءِلَٰهٌ مَّعَ ٱللَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

"Bukankah Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi sebagai 
tempat berdiam, yang menjadikan sungai-sungai di celah-celahnya, 
yang menjadikan gunung-gunung untuk (mengokohkan)nya dan 
yang menjadikan suatu pemisah antara dua laut? Apakah di 
samping Allah ada tuhan (yang lain)? Sebenarnya kebanyakan 
mereka tidak mengetahui."(an-Naml/27: 61)
2. Gunung sebagai tempat tinggal 

Misalnya ketika Allah memerintahkan lebah untuk
menjadikan gunung sebagai tempat tinggal.
Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah,
وَأَوْحَىٰ رَبُّكَ إِلَى ٱلنَّحْلِ أَنِ ٱتَّخِذِى مِنَ ٱلْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ ٱلشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ

 “Buatlah sarang di 
gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang 
dibikin manusia.” (an-Nahl/16: 68) 
Kemudian Surah an-Nahl/16: 81, yang mengisyaratkan
bagi manusia, untuk menjadikan gunung sebagai tempat
tinggal, agar terhindar dan menjaga diri
وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّمَّا خَلَقَ ظِلَٰلًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلْجِبَالِ أَكْنَٰنًا وَجَعَلَ لَكُمْ سَرَٰبِيلَ تَقِيكُمُ ٱلْحَرَّ وَسَرَٰبِيلَ تَقِيكُم بَأْسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ يُتِمُّ نِعْمَتَهُۥ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تُسْلِمُونَ

"Dan Allah menjadikan tempat bernaung bagimu dari apa yang 
telah Dia ciptakan, Dia menjadikan bagimu tempat-tempat 
tinggal di gunung-gunung, dan Dia menjadikan pakaian bagimu 
yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang 
memelihara kamu dalam peperangan. Demikian Allah menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu agar kamu berserah diri 
(kepada-Nya)." (an-Nahl/16: 81) 
3. Tempat menyimpan sumber pertambangan
Ayat yang menyatakan bahwa di dalam perut bumi
ini, dimana gunung berada, ada sumber pertambangan,
bahkan redaksi besi disebutkan secara tekstual, namun
masih banyak unsur-unsur lain didalamnya, seperti firman
Allah: لَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلَنَا بِٱلْبَيِّنَٰتِ وَأَنزَلْنَا مَعَهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْمِيزَانَ لِيَقُومَ ٱلنَّاسُ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَنزَلْنَا ٱلْحَدِيدَ فِيهِ بَأْسٌ شَدِيدٌ وَمَنَٰفِعُ لِلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥ وَرُسُلَهُۥ بِٱلْغَيْبِ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ قَوِىٌّ عَزِيزٌ

"Sungguh, Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan bukti-bukti yang nyata dan kami turunkan bersama mereka kitab dan 
neraca (keadilan) agar manusia dapat berlaku adil. Dan Kami 
menciptakan besi yang mempunyai kekuatan, hebat dan banyak 
manfaat bagi manusia, dan agar Allah mengetahui siapa yang 
menolong (agama)-Nya dan rasul-rasul-Nya walaupun (Allah) 
tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Mahakuat, Mahaperkasa."
(al-hadīd/57: 25) 
Ayat di atas secara jelas menyebutkan bumi ini
mengandung bahan besi sebagai penguat bagi berbagai
macam bangunan serta mempunyai manfaat yang banyak
bagi kehidupan manusia, antara lain untuk memperkokoh
dalam membangun tempat tinggal, alat trasportasi,
4. Gunung sebagai tiang pancang (pasak) bumi
 Al-Qur′an secara tekstual dan nyata menggambarkan
gunung sebagai pasak, yaitu pada Surah an-Naba′/78 ayat
6 dan 7.
وَٱلْجِبَالَ أَوْتَادًاأَلَمْ نَجْعَلِ ٱلْأَرْضَ مِهَٰدًا

"Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan, dan 
gunung-gunung sebagai pasak? "(an-Naba′/78: 6-7) 
Al-Marāgī memberikan makna Lafal mihādan dengan
al-farasy begitu juga lafal mihādan yang terdapat pada Surah
◘āhā/20: 53 yang berarti hamparan, dan lafal autādan
adalah bentuk jamak dari watdun yang berarti pasak.
Pasak adalah sesuatu yang ditancapkan ke permukaan
bumi. Menurut al-Marāgī, pasak ialah tonggak yang
dipancangkan di bumi dan diikatkan padanya tali kemah
sebagai penguat.
Al-Qur′an menggambarkan peran gunung sebagai
pasak, di sisi lain kita sepakat, sesuatu yang disebut pasak
berfungsi untuk mengokohkan, menjaga sesuatu agar
tidak goncang. Sebuah pasak dapat memenuhi fungsinya
jika ia menancap, atau terpancang. Sesuatu disepakati
untuk dikatakan menancap, jika sebagiannya berada di
atas dan sebagian lainnya berada di bawah permukaan.
Wal-jibāla autādan (gunung sebagai pasak) dapat di
maknai, bahwa gunung yang selama ini tampak pada mata
kita besar dan menjulang, ternyata tidak hanya terdapat
pada permukaan, akan tetapi ia juga menghujam ke
bawah, dengan ketinggian yang hampir sama hal ini oleh
ahli geologi dikenal dengan istilah Root oh Mountain (akar
gunung).
Al-Qur′an pada Surah an-Naba′ ayat 7 telah menggambarkan teori ini terlebih dahulu dengan mengatakan
wal-jibāla autādan gunung sebagai pasak. Sebagaimana
telah dijelaskan sebelumnya, bahwa adanya “Pasak” mengisyaratkan adanya sesuatu yang ditancapkan. Sementara itu
di sisi lain kita sepakat bahwa sesuatu dikatakan
menancap, jika ada sebagiannya tenggelam di bawah
permukaan.
5. Gunung sebagai stabilisator bumi
Perbedaan kata pasak dan stabilisator. Pasak ibaratnya
paku, menguatkan dan memperkokoh bumi dan segala
isinya sehingga bumi ini tidak bergerak. Sedang stabilisator adalah dampak dari pasak itu, berguna sebagai
penyeimbang bumi dan tidak mengalami kegoncangan,
sehingga menyempurnakan fungsi bumi bagai tikar yang
terhampar dan layak dihuni sebagai tempat tinggal bagi
manusia.
 Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan peneliti gempa,telah dinyatakan dalam Alquran berabad-abad lampau sebagai suatu bukti hikmah maha agung dalam ciptaan Allah.
 gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada titik pertemuan lempengan-lempengan ini.

Komentar

Posting Komentar